Cara Yovie Dan Kahitna Menutup Celah Konflik Hak Cipta

Cara Yovie Dan Kahitna Menutup Celah Konflik Hak Cipta

Kahitna telah menjadi salah satu legenda musik pop Indonesia. Selama 37 tahun band ini telah mewarnai industri musik, dan menjadi salah satu band paling sukses dengan lagu-lagu mereka yang digemari secara luas.

Kahitna adalah band yang penuh sosok bintang. Dengan formasi baccarat casino online tiga penyanyi yang masing-masing sama-sama memiliki basis penggemar yang luas yaitu Carlo Saba, Mario Ginanjar dan Hedi Yunus. Belum lama ini, Carlo Saba berpulang, sehingga tersisa dua vokalis di atas panggung.

Di samping vokalis, Yovie Widianto yang merupakan komposer kenamaan dan tersukses di Indonesia, adalah mesin penghasil lagu-lagu abadi dari grup ini, seperti “Cantik” hingga “Cerita Cinta”.

Kemudian di lini lainnya, Kahitna diperkuat oleh nama-nama yang juga kawakan di bidang masing-masing, antara lain Bambang Purwono (kibordis, synthesizer), Dody Isnaini (basis), Andrie Bayuadjie (gitaris), Budiana Nugraha (drumer) serta Harry Suhardiman (perkusi).

Dihuni oleh banyak nama yang bersinar dan menjadi salah satu band dengan jadwal panggung paling dinanti, sejatinya dua sisi mata uang. Itu bisa menjadi kekuatan, namun bisa juga menjadi celah konflik. Salah-satunya berkaitan dengan hak ekonomi masing-masing anggota.

Tapi Kahitna ternyata nyaris tak pernah terdengar ada konflik internal. Ketika dalam beberapa tahun terakhir banyak grup mengalami konflik terkait hak cipta, urusan royalti lagu, hingga larang-melarang penggunaan lagu, Kahitna tak tersentuh oleh isu tersebut.

Yovie Widianto berbagi rahasia di balik ‘ademnya’ hubungan para personil Kahitna, 37 tahun bertahan dan minim akan konflik kepentingan antar anggota. Menurut Yovie, kesepakatan yang tegas antara masing-masing anggota sedari awal berkiprah, adalah kunci dari solidnya band tersebut.

“Kenapa Kahitna bisa jalan 37 tahun? Karena dari awal, begitu dibuat, saya, kita semua anggota, masing-masing sudah ada kesepakatan persentase di awal. Sudah dibuat semacam AD/ART sejak awal, misal saya dapatnya sebagai komposer itu berapa persen, ya jujur saya dapat lebih dari teman-teman, tapi itu berdasarkan mufakat semua,” ungkap Yovie dalam sesi diskusi seputar hak cipta di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Di samping soal kesepakatan yang jelas antara semua member, etika masing-masing juga memegang peranan penting. Menurut Yovie, Kahitna bisa bertahan juga karena masing-masing anggota memiliki etika atau standar moral yang bagus, khususnya dalam memandang persoalan hak cipta.

Para anggota Kahitna, Yovie sendiri, ataupun para vokalisnya, sejatinya bisa saja menjajal peluang tampil sendiri dengan membawakan lagu-lagu Kahitna yang sudah begitu populer. Tapi itu tak dilakukan karena masing-masing anggota band ini menyadari bahwa itu sudah melanggar dan merugikan bagi semua anggota Kahitna.

Yovie sendiri mengaku memiliki pengalaman, saat akan tampil di luar nama Kahitna, sering diminta promotor untuk membawakan satu atau dua lagu hits Kahitna, namun ditolaknya. Menurut Yovie, begitu sikap semua anggota lainnya di Kahitna.

“Kami juga selalu mengingat perjuangan bersama-sama, karena semuanya bagus. Penyanyinya bagus, karena semuanya, nggak saya saja. Saya menghormati peran serta semuanya dengan menghormati dan menjalankan regulasinya,” tutur Yovie.

Yovie & Nuno
Apa yang diterapkan pada Kahitna, juga dijalankan oleh Yovie saat mengelola Yovie & Nuno, grup yang juga mendulang kesuksesan di industri musik tanah air. Mirip dengan Kahitna, Yovie & Nuno juga dikenal luas dengan lagu-lagunya yang ‘manis’ dan easy listening.

Pada kasus Yovie & Nuno, kesepakatan yang jelas antara masing-masing personil sejak awal lebih berperan lagi ketika beberapa anggota memutuskan hengkang dan menjalani karir solo. Yovie sendiri telah undur diri dari panggung band ini sejak 2019, namun masih terlibat di belakang panggung sebagai produser.

Selain Yovie, ada Dikta, penyanyi yang juga merupakan bintang peran, yang keluar dari Yovie & Nuno pada 2022 silam. Dikta sendiri melanjutkan perjalanan bermusik sebagai solo, turut ditopang oleh pengalaman dan popularitas yang telah ia raih bersama Yovie & Nuno.

Pada kasus beberapa band tanah air, vokalis yang hengkang dari grup lazim masih membawakan lagu-lagu band lamanya saat tampil sebagai solo. Tapi itu pun tak terjadi pada Yovie & Nuno, di mana Dikta sendiri fokus dengan karya-karya solonya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *